Rabu, 05 Agustus 2015

Malam Terakhir

Esok menjadi buronan
Tanggal merah didepan mata
Termangu pada hijab malam

Senyum berkembang mekar
Sejatinya berbuah sore hari
Masih menunggu seribu pahit
Nuansa alam menggema takbir
Bergetar kolang kamit
Mewk sepanjang tabir

Suara menghantar kakiku
Berdi bersimbah dalam
Cerita duka yang menderu

Mereka ulurkan tangan bukan jabat tangan
Tapi bisikkan doa doa panjatan

Merayap pelan pelan mendayu
Tanpa sadar air mata mendayu
Dengungkan napas
Mengepal kencang
Tiada terdengar ?

Larut semua it
Membeli ikan di nampan
Dedaunan dan kertas minyak
Menjadi saksi
Sebuah malam seribu arti

By : Nur Hayati

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Komentar Anda.