Nasehat sebelum liburan
perlu agar tidak salah arah. Setiap harinya dalam individu harus ada perubahan,
dalam sebuah hadits telah diterangkan barangsiapa yang hari ini sama dengan
hari kemarin maka rugilah, barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari
kemarin maka beruntunglah, dan barang siapa yang hari ini lebih jelek dari hari
kemarin maka terlaknat. Jadi semua orang jika dikelompokkan hanya ada 3 jenis
seperti dalam hadits tersebut.
Barangsiapa tahun ini
lebih baik maka beruntunglah dia di dunia dan akhirat, dulunya yang jarang
belajar, sekarang menjadi giat belajar, akhlaknya, perilakunya, dan lain
sebagainya.
Tentang kesederhanaan dan
keistiqomahan di pondok, untuk orang tuanya yang kaya jangan menjadi anak yang
manja, karena semua itu milik orang tuamu, orang tuamu bisa kaya karena
berusaha dan disertai dengan doa.
Apa artinya libur bukan
berarti libur kemudian tidak mempunyai pekerjaan, hakikat dari libur/istirahat
adalah berpindah dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lainnya, ini adalah hakikat
libur bagi orang mukmin, istirahatnya jalan yaitu berdiri, istirahatnya berdiri
yaitu tidur bukan berarti berdiri terus atau tidur terus, kalau di kelas tidak
ada gurunya maka harus pintar-pintar mencari pekerjaan yang lain, pekerjaan yang
baik itu akan menambah pengalamanmu, pengetahuanmu, budi pekertimu.
Jika mendapat nikmat
yang lebih maka harus bersyukur,cara bersyukurnya dengan sujud syukur bukan
malah urak-urakan, itu semua untuk kepentingan dirimu sendiri, kebiasaan baik
di pondok untuk tetap dijalankan.
Anak laki-laki tidak
usah coba-coba main ke rumah anak perempuan, kirim-kiriman surat, tidak usah
ada pertemuan, jangan pula coba pacaran, kirim salam, semua itu tidak ada
manfaatnya, yang pastinya akan mengganggu seseorang itu sendiri, nanti akan ada
waktunya sendiri.
Sekarang carilah ilmu,
amal, dan ibadah, nanti pasangan jodoh akan datang dengan sendirinya, jika
benar-benar mencintai ilmu, amal, dan ibadah maka gunakanlah waktumu dengan
sebaik-baiknya.
Jika ketika masa
remajanya itu selalu melaksanakan apa yang diperintahkan, maka hal itu akan
melekat, kalau di masa remajanya sering maksiat maka sulit diperbaharuhi lagi
atau kalau masa remajanya selamat maka masa selanjutnya juga akan selamat,
begitupun sebaliknya.
Dirumah tetaplah sholat
jama’ah, tetap baca Al-Qur’an, meskipun hanya satu mikra’. Ada cerita, seorang
pegawai rendahan, gajinya kecil, kadang cukup untuk memenuhi kebutuhannya dan
kadang tidak cukup, kemudian ia pergi ke seorang kiyai, disana ia ceritakan
kehidupannya ke kiyai tersebut kemudian kiyai tersebut menyuruh untuk melakukan
4 perkara:
1) Kerjakanlah
pekerjaan tersebut walaupun gajinya sedikit, tetaplah tambah ilmu pengetahuan
dan keterampilan.
2) Teruslah
sholat jama’ah.
3) Bacalah
Al-Qur’an setiap hari walau hanya satu mikra’.
4) Tidur
jangan terlalu malam agar dapat bangun di sepertiga malam terakhir untuk sholat
malam dan lupakan semua permasalahan kehidupan.
Di rumah buatlah suatu
agenda misalnya menghafal Al-Qur’an, mengulang pelajaran, membantu orang tua.
Kalau basuk kamu keluar Aliyah mau jadi dokter maka pelajarilah yang menyangkut
hal tersebut, waktu liburan supaya diisi jangan sampai nganggur, jadi agendakan
semuanya.
Masalah pakaian,
pakailah pakaian yang rapi yang penuh dengan nuansa islami, begitu pula ucapan,
berbicaralah yang sopan. Kalau menjadi tuan rumah jadilah tuan rumah yang
sopan, tunjukkan kegembiraan pada tamu dan persiapkan dengan baik (gupuh), kemudian mempersilakan duduk (lungguh), dan kalau ada makanan hidangkanlah
(suguh). Kalau menjadi tamu, jangan
sampai mengganggu, pilih waktu yang pas untuk bertamu, dan jangan sampai
bertamu berhari-hari, bicaralah yang sopan dan santun.
Yang terakhir tentang
hutang piutang, yang masih mempunyai hutang agar segera dibayar, jangan
terbiasa menghutang, jangan meninggalkan teman tetapi masih mempunyai hutang.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
bersabda “ Jauhilah hutang, karena hutang
itu menjadikan pada waktu siang hina.” Pinjaman-pinjaman apapun segera
dikembalikan, ini etikanya sebagai seorang mukmin.