IPA 3 | 22nd AL-ISHLAH SENIOR HIGH SCHOOL GRADUATION

Sendangagung Paciran Lamongan | alishlahfor3.blogspot.com

IPS 3 | 22nd AL-ISHLAH SENIOR HIGH SCHOOL GRADUATION

Sendangagung Paciran Lamongan | alishlahfor3.blogspot.com

IPA 2 | 22nd AL-ISHLAH SENIOR HIGH SCHOOL GRADUATION

Sendangagung Paciran Lamongan | alishlahfor3.blogspot.com

IPS 2 | 22nd AL-ISHLAH SENIOR HIGH SCHOOL GRADUATION

Sendangagung Paciran Lamongan | alishlahfor3.blogspot.com

IPA 1 | 22nd AL-ISHLAH SENIOR HIGH SCHOOL GRADUATION

Sendangagung Paciran Lamongan | alishlahfor3.blogspot.com

IPS 1 | 22nd AL-ISHLAH SENIOR HIGH SCHOOL GRADUATION

Sendangagung Paciran Lamongan | alishlahfor3.blogspot.com

IPA 4 | 22nd AL-ISHLAH SENIOR HIGH SCHOOL GRADUATION

Sendangagung Paciran Lamongan | alishlahfor3.blogspot.com

Rabu, 05 Agustus 2015

Nasehat Sebelum Liburan

Nasehat sebelum liburan perlu agar tidak salah arah. Setiap harinya dalam individu harus ada perubahan, dalam sebuah hadits telah diterangkan barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin maka rugilah, barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin maka beruntunglah, dan barang siapa yang hari ini lebih jelek dari hari kemarin maka terlaknat. Jadi semua orang jika dikelompokkan hanya ada 3 jenis seperti dalam hadits tersebut.
Barangsiapa tahun ini lebih baik maka beruntunglah dia di dunia dan akhirat, dulunya yang jarang belajar, sekarang menjadi giat belajar, akhlaknya, perilakunya, dan lain sebagainya.
Tentang kesederhanaan dan keistiqomahan di pondok, untuk orang tuanya yang kaya jangan menjadi anak yang manja, karena semua itu milik orang tuamu, orang tuamu bisa kaya karena berusaha dan disertai dengan doa.
Apa artinya libur bukan berarti libur kemudian tidak mempunyai pekerjaan, hakikat dari libur/istirahat adalah berpindah dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lainnya, ini adalah hakikat libur bagi orang mukmin, istirahatnya jalan yaitu berdiri, istirahatnya berdiri yaitu tidur bukan berarti berdiri terus atau tidur terus, kalau di kelas tidak ada gurunya maka harus pintar-pintar mencari pekerjaan yang lain, pekerjaan yang baik itu akan menambah pengalamanmu, pengetahuanmu, budi pekertimu.
Jika mendapat nikmat yang lebih maka harus bersyukur,cara bersyukurnya dengan sujud syukur bukan malah urak-urakan, itu semua untuk kepentingan dirimu sendiri, kebiasaan baik di pondok untuk tetap dijalankan.
Anak laki-laki tidak usah coba-coba main ke rumah anak perempuan, kirim-kiriman surat, tidak usah ada pertemuan, jangan pula coba pacaran, kirim salam, semua itu tidak ada manfaatnya, yang pastinya akan mengganggu seseorang itu sendiri, nanti akan ada waktunya sendiri.
Sekarang carilah ilmu, amal, dan ibadah, nanti pasangan jodoh akan datang dengan sendirinya, jika benar-benar mencintai ilmu, amal, dan ibadah maka gunakanlah waktumu dengan sebaik-baiknya.
Jika ketika masa remajanya itu selalu melaksanakan apa yang diperintahkan, maka hal itu akan melekat, kalau di masa remajanya sering maksiat maka sulit diperbaharuhi lagi atau kalau masa remajanya selamat maka masa selanjutnya juga akan selamat, begitupun sebaliknya.
Dirumah tetaplah sholat jama’ah, tetap baca Al-Qur’an, meskipun hanya satu mikra’. Ada cerita, seorang pegawai rendahan, gajinya kecil, kadang cukup untuk memenuhi kebutuhannya dan kadang tidak cukup, kemudian ia pergi ke seorang kiyai, disana ia ceritakan kehidupannya ke kiyai tersebut kemudian kiyai tersebut menyuruh untuk melakukan 4 perkara:
1) Kerjakanlah pekerjaan tersebut walaupun gajinya sedikit, tetaplah tambah ilmu pengetahuan dan keterampilan.
2) Teruslah sholat jama’ah.
3) Bacalah Al-Qur’an setiap hari walau hanya satu mikra’.
4) Tidur jangan terlalu malam agar dapat bangun di sepertiga malam terakhir untuk sholat malam dan lupakan semua permasalahan kehidupan.
Di rumah buatlah suatu agenda misalnya menghafal Al-Qur’an, mengulang pelajaran, membantu orang tua. Kalau basuk kamu keluar Aliyah mau jadi dokter maka pelajarilah yang menyangkut hal tersebut, waktu liburan supaya diisi jangan sampai nganggur, jadi agendakan semuanya.
Masalah pakaian, pakailah pakaian yang rapi yang penuh dengan nuansa islami, begitu pula ucapan, berbicaralah yang sopan. Kalau menjadi tuan rumah jadilah tuan rumah yang sopan, tunjukkan kegembiraan pada tamu dan persiapkan dengan baik (gupuh), kemudian mempersilakan duduk (lungguh), dan kalau ada makanan hidangkanlah (suguh). Kalau menjadi tamu, jangan sampai mengganggu, pilih waktu yang pas untuk bertamu, dan jangan sampai bertamu berhari-hari, bicaralah yang sopan dan santun.
Yang terakhir tentang hutang piutang, yang masih mempunyai hutang agar segera dibayar, jangan terbiasa menghutang, jangan meninggalkan teman tetapi masih mempunyai hutang. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda “ Jauhilah hutang, karena hutang itu menjadikan pada waktu siang hina.” Pinjaman-pinjaman apapun segera dikembalikan, ini etikanya sebagai seorang mukmin.

مثل المؤمن الذي يقرأ القرآن

مثل المؤمن الذي يقرأ القرآن
عن أبي موسي الأشعري رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلي الله عليه وسلم: ( مثل المؤمن الذي يقرأ القرآن كمثل الأترجة, ريحها طيّب وطعمها طيّب. و مثل المؤمن الذي لا يقرأ القرآن كمثل التمرة لا ريح لها وطعمها حلوٌ. و مثل المنافق الذي يقرأ القرآن كمثل الريحانة ريحها طيّب وطعمها مرٌّ. و مثل المنافق الذي لا يقرأ القرآن كمثل الحنظلة ليس لها ريح وطعمها مرٌّ). {رواه متفق عليه}


“Perumpamaan orang mukmin yang membaca al-qur’an”
Dari abi musa al-asy’ary r.a berkata: rasulullah SAW bersabda: “perupamaan orang mukmin yang membaca al-qur’an itu seperti buah apel baunya harum rasanya enak, sedangkan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca al-qur’an itu seperti kurma yang tidak mempunyai bau tapi rasanya manis. Sedangkan orang munafiq yang membaca al-qur’an itu seperti kemangi baunya harum tapi rasanya pahit, Sedangkan orang munafiq yang tidak membaca al-qur’an itu seperti mahoni tidak mempunyai bau dan rasanya pahit.” (H.R BUKHORI dan MUSLIM)


Kekasihmu

Betapapun ku lukiskan keagungan-Mu dengan deretan huruf
Kekudusan-Mu tetap meliputi semua arwah
Engkau tetap maha agung
Sedang segala misteri hidup akan terbuka
Menjadi kebahagiaan di bawah kasih-Mu yang meliputi segalanya
Betapapun kubasahi lisanku untuk memuji-Mu dengan segala bahasa
Engkau tetap diatas segala pujian itu
Sedang semua makna akan lebur,
Mencair,
Di tengah keagungan-Mu

Wahai Rabb pencipta senja yang mempesoa
Betapapu ku ledakkan himmah sawabiq
Dengan penuh tenaga jiwa
Tabir takdir-Mu tetap kokoh tak bergeming
Sedang segala fenomena semesta
Akan pudar tak berbekas

By : Imam Wahyudin

Kuli

Dan..
Meski maghrib menjelang
Isya kan datang
Malam mulai terbentang
Para kuli tak henti kecuali sejenak tuk sembahyang
Para kuli kembali memalu batu
Menggempur tanah tanah berlumpur
Mengayuh mesin pengaduk
Dalam kening tergantung gantung
Anak istri yang setia menunggu dengan serantaian do’a
Dalam dada mengantung niat jihad pembangunan
Para umat muda
Dalam bangunan yang akan jadi
Al Ishlah …

By : NN

Masjid

Selembar foto bangunan tempat ibadah
Tidak asing. Tiada pernah terasing
Namun memicing
Menguap dalam asmara rindu
Kala rela aku tumpahi air mata
Lantai lantai mengkilapnya

Selembar foto bangunan tempat ibadah
Meregang saraf sensorik jiwa kepada urat rindu
Kala badai membasuh
Lalu dipeluknya aku dengan tiang tiang pencakarnya

Selembar foto bangunan tempat ibadah
Kala gelisah hendak kemana
Dipanggilnya daku,
Meneriakkan kalbu yang sedang pilu
Di bawah naungan kubahnya

Selembar foto bangunan tempat ibadah
Ku pandangi kering

By : NN

Hari Ini

Rerimbunan teteskan air mata
Anak sholeh tersenyum dalam bendungan darah
Muntahkan sekendil nanah, ingi telan kembali
Dibalik tepuk tangan ada seribu arti

By : Maghfirotus Sholihah

Perjuangan Hidup

Linangan darah perjuangan
Terngiang dibenak otak kiri
Bacaan takbir menggerakkan jiwa
Menghadapi tantangan hidup
Meski perih jiwa bila kalah
Bung jiwa bila reda
Katakana bisa jika isa
Katakan belum bila belum mampu
Hidup ini penuh tantangan
Hadapilah dengan tenang

By : Maghfirotus Sholihah (3 Juni 2013)

Pagi

Pagi..
Sapa bantal kami
Memulai menggiring pena
Dalam kelas dengan teori baru

Pagi..
Sapa tongkat dan ceramah guru
Entah sampai kapan
Kami arungi ombak disini

Pagi..
Sapa langit biru
Untuk perjalanan yang harus terlampaui
Walau terusik, meski berisik
Kursi tetap menunggu kami

By : Nur Hayati

21 April 2013

Krusak krusuk penuh dusta
Tersimpan tumpukan logat didasar samudra
Bertampang busana

Belum mengerti
Mempi esok hari
Tiga orang duduk bersila
Memegang microfon petuahberdiri, jongkok, dudk bersila

Sampaikan salam masa depan
Penuh umpan panjatan
Kebanggaan

Seonggok telinga meresapi
Seonggok pula hujani baju sendiri
Serawut marut menyanyi sendiri

By : Nur Hayati

Malam Terakhir

Esok menjadi buronan
Tanggal merah didepan mata
Termangu pada hijab malam

Senyum berkembang mekar
Sejatinya berbuah sore hari
Masih menunggu seribu pahit
Nuansa alam menggema takbir
Bergetar kolang kamit
Mewk sepanjang tabir

Suara menghantar kakiku
Berdi bersimbah dalam
Cerita duka yang menderu

Mereka ulurkan tangan bukan jabat tangan
Tapi bisikkan doa doa panjatan

Merayap pelan pelan mendayu
Tanpa sadar air mata mendayu
Dengungkan napas
Mengepal kencang
Tiada terdengar ?

Larut semua it
Membeli ikan di nampan
Dedaunan dan kertas minyak
Menjadi saksi
Sebuah malam seribu arti

By : Nur Hayati

Niat

Lingkaran gelang tangan
Tidak semulus lungkaran langkah
Setiap tiang tempat bersandar
Menguasai jiwa..
Realita hidup mulai bicara
-“ Niatmu, senandung akhiratmu.. “

Sepuluh laying ayang
Terbang melayang
Membawa seutas benang tangan ibunda
Bersama angin keringat ayahanda

Searah jarum berpuatar
Bergoyang dan tersangkut
Lalu diam dan tenang
Kepucuk pintu pintu
Mengetuk pintumu dalam dalam

By : Nur Hayati

Terima Kasih Tuhan

Dalam balutan nadiku
Satu benang kegalauan
Satubenang kabimbangan
Satu benang kepastian

Sekian lama langit redup
Menggelayut gelisah di dalam hati
Kini Guntur kian menjadi
Tetesan hujan basahi perih
Nyanyian katak mengusik kaki

Wajah, mulut dan telfonnya
Menyatu padu
Disetiap payung itu tangisku
Tangannya adalah rindu
Satu kata ajaibnya merombak dunia
Kokoh au luluh lantak

Syukur pada-Mu yaa Rabb..
Kau buka awan tangan-Mu
Pada lembaran ceritaku

By : Nur Hayati

Dua Warna

Disini menantimu dan menyanjungmu
Disini tempat berlari

Bintang acuh
Tangis mengering
Membuka kamus do’a tempo lalu
Menjulang di bawah malam
Jauh disana pelupuk do’a
Harapan emas kian berkilau
Harapan mimpi mimpi maya
Satu meter selendang maya pun
Tak mampu tutupi wajah karena butamu

Disini menantimu dan menyanjungmu
Disini tempat berlari
Puluan mata menyorotimu
Ratusan telinga mengaminimu
Ribuan tangan berlari mengejarmu
Menyerbu tiap tetes otakmu
Tets kantongmu
Jutaan hati tersapu manis dibelai rindu
Ditatap syahdu, sibuk denganmu
Duh,
Engkau putra putri emasku

By : Nur Hayati (15 Mei 2013)

Sekotak Koyo Cabe

Kuciumi bau busuk
Kuciumi bau anyir minggu ini
Aku merindu mimpi itu pagi ini
Mimpi pada langkah mereka
Yang rajin menghadap kuasa
Ikhlas hati tanpa plu di dada

Bah,
Pucat pasi wajahku kini
Matahari makin renungi cara pasti
Ludahku, air liurku, dan tongkat di tanganku
Juga sumpah serapahku
Membumbung dengan tangis ternodai
Akan pola tingkah dan laku mereka

Apa seribu do’apun
Tidak menembus nuranimu.. ?
Adikku..

Apa sekotak koyo cabe
Perlu menyuntik derap langkahmu
Berkomunikasi dengan-Nya… ?

By : Nur Hayati (9 Mei 2013)

Baju yang Terselip

Asam manis gula jawa
Pernah hinggap di lidah
Enam tahun silam banjir air mata
Atap rumah berbeda langit
Dan payungnya berganti warna Al Ishlah

Aliran zig-zag menimang kaki
Meskipun enggan..,
Dengan tanpa sadar mengikat janji
Menjalani arus ribuan detik dan menit
Waktu waktu disini

Lembaran foto terlukis senyuman
Berlesung unik penuh ilusi
Berhambur bersama
Setangkai bunga yang layu

Hanya karena tirai putih yang ingin di buka
Menyibak katrol waktu sementara..
Hanya karena menghapus mimpi buruk
Merangkai doa sebelum berbaring
Dan Hanya mecari ridho dan sunnah
Meniti petuah kyai

Nampak sore saja hari ini
Tangis mengelabuhi jilbab putih suci
Dua perkara belum terikat erat
Tapi terselip sebuah baju kesturi
Ceramah subuh baju arsitek masa kini

By : Nur Hayati

Mati

Pada umpan yahudi dan fir’au di bumi
Pada gejolak gejolak selimut dengki
Rabbi
Azalli
Meladeni
Asap asap malam


By : Nur Hayati

Di Tengah Edan

Kompas berputar ke utaraT
empo lagu kian menggebu
Terbaca dari balik jendela
Deretan huruf memikat
Silau akan butiran embun
Semakin jelas tampak di mata
Empat huruf terulang ulang,
“edan-edan-edan”

Tiada hari tanpa korupsi
Dasar politikus yang mabuk duniawi
Andalan dasi, nurani tercoreng mati
Nasibmu jahannam abadi

Dalam edan berkubang dua huruf“D” dan “A”
Dua golongan ngebekki ndonyo
Aku pemerintah dan Aku pejabat

Edan diselimuti dua huruf“E” dan “N”
Esok hari pengemis di negerimu menyemut
Tangis seribu, terbalas senyum tengik keparat

By : Nur Hayati (1 Mei 2013)

Kiamat Esok Hari

Kekasih-Nya ngelindur
Terkuasai mimpi 

Jagad raya mandul
Kekasih-Nya tak menyambung nyawa
Karena tanam seribu cara
Nikmati indah gemerlap bintang kejora
Kejora fana meracuninya 

Kekasih-Nya tutup doa 
Tutup sujud 
Tutup lembaran suci 
Karena kiamat dimatanya 

Tapi..
Di gubuk Sendang berselimut bambu
Kutemui kiamat belum bertalu


By : Nur Hayati (27 April 2013)