IPA 3 | 22nd AL-ISHLAH SENIOR HIGH SCHOOL GRADUATION

Sendangagung Paciran Lamongan | alishlahfor3.blogspot.com

IPS 3 | 22nd AL-ISHLAH SENIOR HIGH SCHOOL GRADUATION

Sendangagung Paciran Lamongan | alishlahfor3.blogspot.com

IPA 2 | 22nd AL-ISHLAH SENIOR HIGH SCHOOL GRADUATION

Sendangagung Paciran Lamongan | alishlahfor3.blogspot.com

IPS 2 | 22nd AL-ISHLAH SENIOR HIGH SCHOOL GRADUATION

Sendangagung Paciran Lamongan | alishlahfor3.blogspot.com

IPA 1 | 22nd AL-ISHLAH SENIOR HIGH SCHOOL GRADUATION

Sendangagung Paciran Lamongan | alishlahfor3.blogspot.com

IPS 1 | 22nd AL-ISHLAH SENIOR HIGH SCHOOL GRADUATION

Sendangagung Paciran Lamongan | alishlahfor3.blogspot.com

IPA 4 | 22nd AL-ISHLAH SENIOR HIGH SCHOOL GRADUATION

Sendangagung Paciran Lamongan | alishlahfor3.blogspot.com

Rabu, 19 Februari 2014

Indahnya Saling Menasehati Antar Muslim

Sesungguhnya nasihat itu diperuntukkan bagi Allah, bagi kitab-Nya, bagi Rasul-Nya, dan bagi kaum mukminin. Nasihat adalah perkara yang sangat agung bagi setiap muslim. Bahkan, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjadikannya sebagai pokok ajaran agama, ketika Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Agama itu adalah nasihat. “ Kami berkata: Kepada siapa wahai Rasulullah?” Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “ Bagi Allah, bagi kitab-Nya, bagi Rasul-Nya, dan para imam kaum Muslimin serta segenap kaum Muslimin.” [HR. Muslim (no. 55)] Ringkas Kata, Tapi Padat Makna Nasihat merupakan kata yang ringkas, tapi memiliki makna yang tersirat di dalamnya. Secara bahasa kata nasihat berarti ikhlas. Dikatakan نصحت العسل, artinya: aku menjernihkan madu. [Ghidzaul Albaab dengan Syarh al-Manzhuumah al-Adaab karya as-Safarini] Imam al-Khaththabi rahimahullah mengatakan bahwa kata nasihat diambil dari lafadz “nashahar-rajulu tsaubahu” (Ù†َصَØ­َ الرَّجُÙ„ُ Ø«َÙˆْبَÙ‡ُ), artinya, lelaki itu menjahit pakainnya. para ulama mengibaratkan perbuatan penasihat yang selalu menginginkan kebaikan orang yang dinasihatinya, sebagaimana usaha seseorang memperbaiki pakaiannya yang robek. [Al-fawaaidu adz-dzahabiyyatu minal Arba’in an-nawawiyyah, Abu ‘Abdillah Hammur bin ‘Abdillah Al-Mathar, hal 42] Perkara yang Sangat Penting Nasihat adalah perkara yang penting sehingga setiap Muslim wajib memperhatikan dan melakukannya kepada orang lain. Sampai-sampai Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengambil bai’at atasnya dan selalu mengikat diri dengannya karena sangat memperhatikan masalah nasihat ini. Diriwayatkan dari Jarir radhiyallaahu‘anhu: Aku berbai’at (berjanji setia) kepada Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam untuk menegakkan shalat, menunaikan zakat, dan memberi nasihat kepada setiap Muslim. [HR. Bukhari (no. 57, 254, 1401, 2157, 2715) dan Muslim (56) dari Jarir.] Nasihatilah Saudara Semuslim Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjadikan nasihat yang tulus kepada seorang Muslim sebagai bagian dari hak-haknya yang harus ditunaikannya oleh saudaranya sesama Muslim. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Hak Muslim atas Muslim lainnya ada enam: jika engkau bertemu dengannya maka ucapkanlah salam kepadanya; jika ia mengundangmu, maka penuhilah undangannya; jika ia meminta nasihat kepadamu, maka nasihatilah ia…” [HR. Muslim (no. 2162), dari sahabat Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu] Hukum Memberikan Nasihat Imam Ibnu Daqiq mengatakan bahwa hukum memberikan nasihat adalah fardhu kifayah, jika ada pihak yang memenuhi syarat telah menjalankannya, maka gugurlah kewajiban dari selainnya. Dan memberi nasihat harus disesuaikan dengan menurut kadar kesanggupan seseorang.[ Terj Syarah Arba’in An-Nawawi , al-Imam Ibnu Daqiq al-‘id, pustaka Darul Haq, hal 103] Adab-Adab dalam Bernasihat Alangkah indahnya jika diantara kaum muslimin mengetahui adab-adab dalam bernasihat, saling menasihati dalam kebaikan akan timbul rasa cinta dan ukhuwah yang tinggi. Adapun adab-adab dalam bernasihat menurut ‘Abdul ‘Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada ada lima adab, diantaranya adalah: Pertama, Niat yang Benar Hendaklah orang yang memberikan nasihat kepada orang lain meniatkannya semata-mata mengharapkan Wajah Allah subhanahu wa ta’ala serta mencari pahala dan balasan dari-Nya. Sebab, nasihat yang diberikan kepada kaum Muslimin mengandung pahala yang sangat agung. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam sendiri menganggapnya sebagai inti dari ajaran agama, yaitu dalam sabda beliau : “Agama itu adalah nasihat”. Demikian juga nasihat bagi Allah, bagi kitab-Nya, dan bagi Rasul-Nya. Makna nasihat bagi Rasul-Nya adalah meneladani dan mentaati Nabi dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Semua itu wajib dikerjakan karena Allah ta’ala, ikhlas semata-mata mengharapkan Wajah-Nya dan pahala dari-Nya, serta mencari keridhaan-Nya. Dengan demikian, ikhlas adalah syarat diterimanya amal shalih. [Terj Mausuu’atul Aadab al-Islamiyyah al-Murattabah ‘alal Huruuf al-Hijaaiyyah, Ensiklopedi Adab Islam Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah ‘Abdul ‘Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada, pustaka Imam Syafi’i, hal 379-382] Kedua, Memberikan Nasihat kepada Seorang Muslim Walaupun Tidak Diminta Ini merupakan kesempurnaan nasihat untuk saudaramu sesama Muslim. Jika engkau mendapatinya hampir terjatuh ke dalam suatu keburukan, melakukan pelanggaran syar’i, berbuat sesuatu yang memudharatkan dirinya, atau perbuatan yang lainnya, maka segera nasihatilah saudaramu itu walaupun ia tidak memintanya. Demikian itu bukanlah termasuk sikap yang lancang, bahkan kesempurnaan nasihat dan bentuk kepedualianmu kepadanya. Hendaklah pula bersabar terhadap reaksi tidak baik yang engkau terima darinya. Misalnya, ia menuduhmu sebagai pihak luar yang suka turut campur, menudingmu ikut campur dalam masalah yang bukan urusanmu, atau yang lainnya. Karena, sesungguhnya engkau melakukannya hanya karena mengharapkan pahala dari Allah subhanahu wa ta’ala.[ Huquuq da’aat Ilaihaal Fithrathu wa Qarrartuhaa Asy-Syarii’ah, Syaikh Utsaimin, hlm 39-40] Ketiga, Mencari Cara Terbaik dalam Menyampaikan Nasihat Ketahuilah bahwasanya setiap manusia apabila diingatkan dengan maksud untuk mengupas aibnya, kejelekannya dan kekurangannya maka hal itu diharamkan. Namun apabila di dalamnya terdapat maslahat bagi kaum muslimin secara khusus dengan maksud tanpa merendahkannya maka itu bukan perkara yang diharamkan namun dianjurkan. Oleh karena itu kita harus mengetahui cara yang sesuai dengan orang yang dinasihati. Pada kondisi-kondisi tertentu, engkau dapat memberikan nasihat kepada seseorang secara langsung. Namun, terkadang nasihat disampaikan dengan cara memberikan contoh berupa amal perbuatan, yang tujuannya adalah memberikan nasihat. Maka dari itu, cara penyampaian nasihat berbeda-beda menurut keadaan orang yang dinasihati, seperti terhadap anak kecil, orang dewasa, atau orang yang memiliki kedudukan tinggi di tengah masyarakat. Tidak semua cara cocok untuk semua orang. [Terj Mausuu’atul Aadab al-Islamiyyah al-Murattabah ‘alal Huruuf al-Hijaaiyyah, Ensiklopedi Adab Islam Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah ‘Abdul ‘Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada, pustaka Imam Syafi’i, hal 379-382] Keempat, Memberi Nasihat Secara Umum dalam Urusan Agama dan Dunia Hendaklah orang yang memberikan nasihat kepada saudaranya sesama Muslim Memberikannya dalam setiap urusan, baik agama maupun dunia. Maksudnya, dalam perkara-perkara yang ia ketahui atau ia pandang bermanfaat bagi orang tersebut dalam urusan agama dan dunianya.Kapan saja engkau mendapati kesempatan atau peluang untuk memberikan nasihat kepada saudaramu sesama Muslim, maka janganlah engkau menahan diri untuk melakukannya. Apabila engkau melihatnya lalai dalam mengerjakan amalan agama yang wajib baginya, maka berikanlah nasihat atas perkara itu. Jika engkau melihatnya jatuh dalam perkara haram, maka berikanlah nasihat kepadanya untuk meninggalkannya. Apabila engkau melihatnya akan melakukan sesuatu dari urusan-urusan dunia dan engkau melihat bahwa maslahat baginya adalah menjauhi perkara tersebut dan meninggalkannya, maka berilah nasihat kepadanya untuk itu. Jika engkau mendapati ia lalai dalam melaksanakan suatu urusan yang bermanfaat baginya, maka berilah nasihat kepadanya dan ingatkanlah ia. Demikian pulalah ilustrasi-ilustrasi lainnya. Sesungguhnya wajib atas setiap Muslim untuk mencintai saudaranya sesama Muslim dalam semua urusan yang ia sukai bagi dirinya sendiri dari kebaikan-kebaikan dunia dan akhirat. [Terj Mausuu’atul Aadab al-Islamiyyah al-Murattabah ‘alal Huruuf al-Hijaaiyyah, Ensiklopedi Adab Islam Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah ‘Abdul ‘Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada, pustaka Imam Syafi’i, hal 379-382] Kelima, Merahasiakan Nasihat Hendaklah seseorang memberikan nasihat secara diam-diam, tidak terang-terangan di hadapan orang lain. Sebab, manusia pada umumnya tidak mau menerima nasihat apabila diberikan di hadapan orang lain karena hal itu dapat mempermalukannya atau mengesankan kerendahan dan kehinaannya. Oleh karena itu, akan bangkitlah keangkuhannya sehingga menyebabkannya menolak nasihat yang disampaikan. [Terj Mausuu’atul Aadab al-Islamiyyah al-Murattabah ‘alal Huruuf al-Hijaaiyyah, Ensiklopedi Adab Islam Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah ‘Abdul ‘Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada, pustaka Imam Syafi’i, hal 379-382] Nasihat pada kondisi tersebut sama dengan membongkar aib dan nasihat ini hampir semakna dengan merendahkannya. Dan para ulama salaf pun membenci perbuatan amar ma’ruf nahi munkar dengan bentuk merendah-rendahkan di hadapan orang banyak dan mencintai jika memberikan nasihat secara diam-diam.[ Al-Farqu baina nashiihah wa Ta’yiir, Karya Ibnu Rajab, hlm 8.] Adapun nasihat yang diberikan dengan diam-diam tidaklah mengandung makna seperti itu,. Oleh sebab itu, biasanya orang yang dinasihati menerima jika nasihat untuknya tidak disampaikan secara terang-terangan. Niscaya orang yang dinasihati tidak merasa keberatan atau tertekan untuk menerima nasihat tersebut. Sehingga apabila seseorang menerima suatu nasihat dari orang yang menginginkan kebaikan darinya supaya mencegah dari hal yang dilarang, kemudian ia menerimanya, taat, tunduk dan mengetahui baiknya nasihat tersebut maka hal itu diumpamakan seperti menginginkan kebaikan kepada orang yang dinasihati.[ Ghidzaul Albaab dengan Syarh al-Manzhuumah al-Adaab karya as-Safarini (I/44)] Imam Syafi’i dalam syairnya mengatakan: Berilah nasihat kepadaku ketika aku sendiri, dan jauhilah memberikan nasihat di tengah-tengah keramaian karena nasihat di tengah-tengah manusia itu termasuk satu jenis pelecehan yang aku tidak suka mendengarkannya jika engkau menyelisihi dan menolak saranku maka janganlah engkau marah jika kata-katamu tidak aku turuti [Diwaan Imam Syafi’i, dikumpulkan dan disusun oleh Muhammad Ibrahim Saliim, hal 91] Terkadang manusia luput akan dosa, dan tenggelam akan kemaksiatannya, maka kita sebagai seorang Muslim yang mencintai saudaranya adalah memberikan nasihat dengan cara yang baik dan mengarahkan untuk kembali ke jalan yang benar. Betapa indahnya jika kita bisa saling nasihat-menasihati di antara sesama kaum muslimin dalam hal kebaikan, dengan memperhatikan adab-adab dan akhlak seorang muslim dalam memberikan nasihat. Semoga Allah ‘azza wa jalla selalu senantiasa menghiasi diri kita dengan akhlak-akhlak yang mulia. Wallaahu a’lam. [Ummu Khadijah] Maraji’: • Ghidzaul Albaab dengan Syarh al-Manzhuumah al-Adaab (pdf), karya as-Safarini • Al-fawaaidu adz-dzahabiyyatu minal Arba’in an-nawawiyyah, Abu ‘Abdillah Hammur bin ‘Abdillah Al-Mathar, hal 42 • Syarah arba’in An-Nawawi Syaikh Abdurrahman as-Sa’di • Muqaddimah Al-Farqu baina nashiihah wa Ta’yiir Karya Ibnu Rajab • Muqaddimah kitab al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab • Diwaan Imam Syafi’i, dikumpulkan dan disusun oleh Muhammad Ibrahim Saliim, hal 91 • Jaami’ul-‘Uluum wal Hikaam, Ibnu rajab al-Hanbali • Terj Mausuu’atul Aadab al-Islamiyyah al-Murattabah ‘alal Huruuf al-Hijaaiyyah, ‘Abdul ‘Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada, hal 379-382 • Muqaddimah Nashihatii lin Nisaa’, Syaikhah Ummu ‘Abdillah al-Waadi’iyah • Ta’zhiimu Qadrish Shalaah, hlm 693 • Huquuq da’aat Ilaihaal Fithrathu wa Qarrartuhaa Asy-Syarii’ah, Syaikh Utsaimin, hlm 39-40 By: Admin

REAKTOR NUKLIR

Sebuah reaktor nuklir mampu memproduksi sekaligus mengontrol proses pelepasan energi yang dihasilkan dari pembelahan atom uranium maupun plutonium yang berlangsung didalam teras reaktor. Pada reaktor daya, energi panas yang dilepaskan selama reaksi fisi berantai digunakan untuk menghasilkan uap. Uap ini kemudian dipergunakan untuk menggerakkan turbin generator dan menghasilkan listrik (prinsip ini sama seperti pembangkit listrik lainnya, akan tetapi tanpa pembakaran bahan bakar fosil dan tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca). Komponen-komponen yang ada didalam reaktor nuklir :
Bahan bakar. Umumnya berupa pelet-pelet bahan bakar uranium oksida (UO2) yang disusun dalam sebuah kelongsong membentuk batang elemen bahan bakar (fuel rods). Beberapa elemen bakar kemudian dirakit menjadi perangkat/bundel bahan bakar (fuel assembly). Bundel bahan bakar ini lah yang dimasukkan ke dalam reaktor nuklir. Susunan bundel bahan bakar membentuk struktur inti atau teras reaktor (reactor core) Moderator. Komponen ini berfungsi untuk memperlambat neutron cepat (neutron berenergi ~ 2 MeV) hasil reaksi fisi menjadi neutron termal (neutron berenergi ~ 0,025 eV) melalui tumbukan-tumbukan, sehingga reaksi fisi dapat terus berlangsung. Moderator yang baik ialah bahan ringan atau unsur bermassa atom kecil, memiliki tampang lintang serapan neutron (kebolehjadian menyerap neuron) kecil, tampanglintang hamburan besar, daya hantar panas yang baik, serta tidak korosif. Bahan moderator yang digunakan umumnya adalah air (H2O), air berat (D2O) atau grafit. Batang kendali (control rods). Komponen ini digunakan untuk mengendalikan laju populasi neutron di dalam teras reaktor, memadamkan reaktor atau menghentikan reaksi pembelahan. Batang kendali dibuat dari bahan yang memenuhi sifat : mempunyai tampang lintang serapan neutron yang besar dan tampang lintang hamburan yang kecil. Bahan yang dipergunakan umumnya cadmium, hafnium atau boron. Bahan tersebut dicampur dengan bahan lain sehingga batang kendali tahan terhadap radiasi, titik lelehnya tinggi dan tidak korosif. Prinsip kerja batang kendali ialah dengan jalan memasukkan dan mengeluarkan batang kendali dari teras reaktor. Jika batang kendali dimasukkan ke dalam teras reaktor maka meutron diserap sehingga populasi neutron berkurang. Sebaliknya jika dikeluarkan maka populasi neutron akan bertambah. Penggunaan batang kendali ini berkaitan langsung dengan perubahan daya reaktor. Pendingin (coolant). Komponen ini berfungsi mengambil panas yang timbul saat pembelahan inti atom di dalam elemen bakar. Panas yang diambil dipindahkan lewat perangkat penukar panas (heat exchanger) untuk membangkitkan daya listrik atau dibuang ke lingkungan. Bahan pendingin harus mempunyai koefien perpindahan panas yang baik, bukan penyerap neutron yang baik, penampang lintang hamburan yang besar, serta tidak korosif. Pendingin bisa juga berfungsi sebagai moderator. Contoh bahan yang digunakan sebagai pendingin adalah air (H2O), air berat (D2O), Na cair, gas CO2 dan gas helium. Bejana bertekanan (Pressure vessel atau pressure tubes). Komponen ini berfungsi menampung fluida pendingin agar teras reaktor selalu terendam di dalamnya. Bejana atau tangki harus kuat dan tidak korosif. Bahan yang digunakan umumnya aluminium atau stainless steel. Generator uap (steam generator). Merupakan bagian dari sistem pendingin, dimana panas dari reaktor digunakan untuk mendidihkan air sehingga dihasilkan uap panas untuk memutar turbin. Pengungkung (containment). Berfungsi untuk melindungi teras reaktor dari gangguan di luar dan melindungi orang-orang di luar reaktor dari radiasi apabila terjadi kerusakan besar di dalamnya. Pengungkung di lengkapi dengan low venting system yang berfungsi untuk menjaga tekanan di masing-masing ruangan agar tetap negatif, sehigga tidak terjadi kontaminasi silang. Bahan yang digunakan umumnya adalah beton dan struktur baja. Di beberapa tipe reaktor, proses penggantian bahan bakar dilakukan dengan memadamkan reaktor. Penggantian bahan bakar dilakukan setiap 1-2 tahun sekali, jumlah bundel bahan bakar yang diganti hanya meliputi seperempat hingga sepertiga bagian saja. Reaktor CANDU dan RBMK memiliki tabung bertekanan (bukan bejana bertekanan yang menutup teras reaktor) dan dapat terus beroperasi sementara penggantian bahan bakar dilakukan. Jika moderator yang digunakan adalah air berat atau grafit, bahan bakar yang digunakan bisa menggunakan uranium alam dan tidak harus diperkaya. Uranium alam memiliki komposisi unsur yang sama seperti ketika ditambang (0,7% U-235 dan 99,2% U-238), melalui proses pengkayaan, proporsi isotop fisil (U-235) dapat ditingkatkan hingga 3,5 – 5 %. Reaktor yang menggunakan uranium diperkaya menggunakan moderator berupa air biasa, dan reaktornya disebut sebagai reaktor air ringan. Karena air ringan menyerap neutron selain memperlambatnya, moderator jenis ini kurang efisien bila dibandingkan moderator dari air berat atau grafit. Hampir semua bahan bakar dibuat dalam bentuk keramik uranium oksida (UO2 dengan titik leleh 2800 oC) dan melalui proses pengkayaan. Pelet bahan bakar (biasanya berdiameter 1 cm dengan panjang 1,5 cm) diatur dalam kelongsong zirkonium (zircaloy) membentuk batang elemen bahan bakar. Zirkolium digunakan karena memiliki struktur keras, tahan korosi, serta mampu menahan produk fisi yang terlepas. 264 elemen bahan bakar selanjutnya dirakit menjadi bundel bahan bakar dalam struktur kisi terbuka dan dapat diangkat kedalam dan keluar dari teras reaktor. Tipe reaktor yang paling umum menggunakan bundel bahan bakar setinggi 3,5 – 4 meter. #Kimia Kontekstual -Arriqo Fauqi R

IMD (Inisiasi Menyusui Dini)

Wanita adalah mahluk dengan segudang keribetannya. Wanita harus mengalami menstruasi setiap bulan, harus menanggung beratnya mengandung seorang bayi, dan harus merasakan sakit saat melahirkan dan bahkan wanita adalah mahluk yang dekat dengan penyakit. Namun, Benda yang mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan ditempat yang teraman dan terbaik. Sudah pasti itulah intan permata bandingannya dengan seorang wanita. Jika wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, tetapi tahukah bahwa setiap saat dia didoakan oleh segala mahluk, malaikat dan seluruh mahluk Allah dimuka bumi ini, dan tahukah jika ia meninggal karena melahirkan adalah syahid dan surga menantinya. Pada pembahasan kali ini akan dipaparkan mengenai IMD (Inisiasi Menyusui Dini) yang WAJIB diketahui oleh seorang wanita dan calon ibu dan terutama untuk petugas medis. Namun bukan hanya untuk diketahui saja, harapannya ketika telah mengetahui dan mengerti, dapat diaplikasikan didalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat. Sekarang pertanyaannya, Apa sih imd Itu ? IMD merupakan kependekan dari Inisiasi Menyusui Dini. Atau yang bahasa medinya adalah Refleks bayi dalam mencari puting ibu untuk menyusu pada payudara ibu yang dilaksanakan sekitar 1 jam setelah bayi lahir. Saat ini, pemerintah sedang kencar-kencar mempromosikan IMD, karena IMD dinilai dapat menurunkan angka kematian pada bayi. Kemudian pertanyaan yang muncul Mengapa harus IMD ? Karena dengan IMD, Bayi yang dibiarkan di dada ibunya tidak akan kedinginan. Sebab dada ibu yang baru melahirkan lebih hebat dari tempat tidur bayi semahal apapun juga. Ibu yang baru saja melahirkan dadanya lebih panas 1 derajat dari mereka yang tidak melahirkan. Bila bayi kedinginan, suhu dada ibunya akan naik 2 derajat celcius. Jika bayi kepanasan akan turun 1 derajat celcius, maka suhu bayi akan relatif normal. Pada saat IMD kulit bayi dengan kulit ibu dapat kontak langsung pada jam-jam pertama setelah melahirkan. Dan dengan adanya kontak langsung antara kulit ibu dan kulit bayi, si bayi akan merasa aman sehinga sang bayi akan jarang menangis, dan yang paling penting adalah dengan IMD sang bayi akan mendapatkan kolestrum dari sang ibu. Jika dirincikan ada banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh oleh sang ibu maupun sang bayi dar program IMD ini. Karena pentingnya hal ini maka program IMD harus diketahui oleh sang ibu maupun calon ibu. Adapun rinciannya sebagai berikut. 1. Manfaat untuk sang bayi : A. Mempertahankan suhu bayi tetap hangat B. Menenangkan ibu dan bayi serta mengatur pernapasan dan detak jantung C. Kolonisasi bakiterial di kulit dan usus bayi dengan bakteri badan ibu yang normal D. Mengurangi bayi menangis sehingga mengurangi stres dan tenaga yang dipakai bayi E. Memungkinkan bayi untuk menemukan sendiri payudara Ibu untuk mulai menyusu F. Mengatur tingkat kadar gula dalam darah, dan biokimia lain dalam tubuh bayi G. Mempercepat keluarnya meconium (kotoran byi berwarna hijau agak kehitaman yang pertama keluar dari bayi karena meminum air ketuban) H. Bayi akan terlatih motoriknya saat menyusu, sehingga mengurangi kesulitan menyusu. I. Membantu perkembangan persyarafan bayi. J. Memperoleh kolostrum yang sangat bermanfaat bagi sistem kekebalan bayi. K. Mencegah terlewatnya puncak ‘refleks mengisap’ pada bayi yang terjadi 20-30 menit setelah lahir. Jika bayi tidak disusui, refleks akan berkurang cepat, dan hanya akan muncul kembali 40 jam kemudian. 2. Manfaat untuk ibu. A. Meningkatkan hubungan khusus ibu dan bayi. B. Merangsang kontraksi otot rahim sehingga mengurangi resiko perdarahan sesudah melahirkan. C. Memperbesar peluang ibu untuk memantapkan dan melanjutkan kegiatan menyusui selama masa bayi. D. Mengurangi stress Ibu setelah melahirkan. Mungkin itu adalah sekilas mengenai IMD (Inisiasi Menyusui Dini). Mudah-mudahan bermanfaat dan dapat memberikan pencerahan kepada para ibu maupun calon ibu, terutama kepada para ibu maupun calon ibu yang didaerahnya kental akan budaya-budaya dan keyakinan yang tidak benar adanya. Oleh : Nadiya Istighfaara.

GADIS BERKERUDUNG MERAH

Namanya Nindi Prasisti. Pendiam dan penuh misteri. Dan aku sedikitpun tak menyukainya. Setiap harinya berteman dengan kerudung merah menyala karena pelanggaran yang ia perbuat. Padahal ia baru kelas 1 madrasah aliyah al – ishlah. Sekelas denganku. Mulai dari tidak pergi ke masjid hingga keluar pondok tanpa izin. Entah alasan apa yang membuatnya seperti itu. Sampai membuat namanya tak asing di telinga para santri. Nakal dan menjengkelkan. Itulah yang ada di benak mereka. Dan hari ini ke – 7 kalinya ia kena hukuman. Kembali mengenakan kerudung merah kebanggaannya, mengelilingi asrama putri dengan dikawal pengurus OPPI. Membawa suasana riuh di sekelilingnya. Menurut kabar burung ia lagi – lagi keluar pondok tanpa izin. Semakin membuatku benci terhadapnya. Santri macam apa dia?. Aku juga tak habis fikir bagaimana bisa santri semacam itu masih dipertahankan di area pondok. Dalih apa yang ia gunakan?. Usai acara qirob si Nindi semua santri semakin banyak yang memperbincangkannya. Jarak antara kamarku dengannya yang tak begitu jauh membuatku dapat melihat reaksi – reaksi negatif dari teman sekamarnya terhadap dirinya. Dikucilkan, dihina, dan di caci maki. Sempat terbersit rasa kasihan di benakku. Karena tak ada seorang pun yang mau mendekatinya. Bahkan aku pun juga tidak. Tapi mengingat point – point merah yang ia dapatkan, rasa kasihanku hilang seketika. Dan aku merasa ia terus mendekati aku. Berusaha mengajakku bicara dan berkenalan. Dan satu reaksi yang selalu aku berikan. Cuek dan menghindarinya. Pernah suatu hari saat aku duduk di bangku kelas sendirian, ia datang dan menghampiriku. Dengan kerudung merahnya. Mencoba mengulurkan tangannya, berharap balasan jabat tangan dariku. Tapi kemudian aku pergi berlalu meninggalkannya dengan tangan yang masih terulur. Aku tahu aku jahat. Tapi aku benar – benar ‘belum’ bisa menerimanya. Bukan hanya itu, saat istirahat sekolah berlangsung bahkan ia membawakanku makanan ringan yang berhasil ia beli di kantin yang antrinya bukan main saat jam istirahat. Meletakkannya di atas meja tepat di hadapanku. Dan aq masih pada pendirianku. Menolak niat baiknya untuk berkenalan denganku dan berlalu meninggalkannya. Dan saat aku kembali makanan yang tadi dibelinya untukku masih tergeletak manis di atas mejaku. Dengan sebuah note kecil bertuliskan, “walaupun kau tak suka denganku, aku harap kau mau menerima makanan sederhana dari orang hina sepertiku”. Aq melirik ke bangkunya. Ia menatapku dalam. Dengan senyum kecil tersungging di bibir mungilnya. Segera ku palingkan wajah dan menyimpan makanan itu ke dalam laci meja. Dan sepulang sekolah kuberikan makanan itu kepada anak pemulung sampah yang sering main ke pondok. Yang tanpa kusadari ia melihatnya, menundukkan kepala dan teramat sedih. Pagi – pagi sekali aku sudah sampai di sekolah. Guru BP menyuruhku untuk menghadapnya. Kebiasaan yang tak asing bagiku. “ silahkan duduk” ucap Ustadzah Lina saat aku sampai di depan pintu. Ia membuka – buka buku sebentar. Seolah mencari data yang tak mau ia lewatkan di saat momen penting seperti ini. “ pelanggan setia kamu dew, Dewi Ningsih. 5 bulan belum bayar SPP. Jadi total seluruh tunggakanmu 2 juta rupiah.” Kata – katanya pelan dan menusuk. “berapa kali saya memanggilmu untuk menagih tunggakan SPP? kemana uang yang diberikan orangtuamu? Apa kau buat jajan?”, lanjutnya semakin pedas. “ sebentar lagi ujian semester dan apabila kamu tidak melunasi semuanya sebelum ujian semester berlangsung maka konsekuensinya kamu tidak boleh ikut ujian!”. Aku semakin tertunduk. Tak kuasa menahan air mata. “ saya akan segera melunasinya ustadzah. Maafkan saya”. Ucapku terbata – bata. “ baik akan saya tunggu janjimu. Ya sudah, sekarang kamu boleh kembali ke kelas. Tak lama lagi jam pelajaran di mulai”. Langkah kupercepat. Bukan menuju kelas, melainkan menuju halaman kosong di belakang kelas. Walaupun tempatnya terbilang menyeramkan, tapi aku sudah tak mempedulikannya. Aku menangis, terisak. Ingin rasanya aku teriak. Andaikan saja tadi aku masih sanggup bicara, pasti sudah aku ceritakan semua kejadian nyata yang menimpaku. Yang mungkin bisa menghapuskan sedikit penilaian negatif ustadzah terhadap diriku. Ditengah kesedihanku, tiba – tiba sebuah tangan terulur menyeka air mata yang membasahi pipiku. Aq menoleh spontan. Tak menyangka kehadiran seseorang yang ada disampingku. Kerudung merahnya berkibar tertiup angin. “ nindi”, gumamku lirih. Ia hanya diam memandangiku dalam. Menemaniku larut dalam kesedihanku. Ia hanya diam, memandangiku dan merangkul pundakku. Seolah berkata “ hapus air matamu”. Lama sekali aku tenggelam oleh kesedihanku. “ Ada apa dewi?” gumamnya pelan dan hati – hati, takut menyinggungku mungkin. “tunggakan SPP.” Aku kembali terdiam. “ aku percaya padamu”. Ucapnya singkat dan bergegas pergi. Ia begitu aneh. Datang secara tiba – tiba, pergipun secara tiba – tiba pula. Tapi dari sinilah justru kisahku dengannya dimulai. Beberapa hari setelah kejadian itu aku dengannya semakin dekat. Banyak kisah hidupku yang sudah aku percayakan padanya. Bahkan beberapa kali kami terlibat dalam perbincangan seru yang tak jarang membuat kami tertawa bersamaan. Dan dari cerita yang sedikit dilontarkannya aku baru tahu kepribadian aslinya, banyak pelanggaran yang ia lakukan karena suatu alasan yang tidak mau ia paparkan. Yang bahkan membuatku semakin penasaran karena begitu ia tutupi. Tapi ia tetap pada pendiriannya untuk menyembunyikan alasan yang dirasa begitu penting baginya. Aku menyesal pernah menilainya buruk di mataku. Bahkan menganggapnya hina. Satu bulan lagi ujian semester akan diselenggarakan. Aku semakin bingung memikirkan cara untuk melunasi SPP. Bagaimana bisa aku membayarnya, sedangkan tak ada pemasukan yang bisa aku terima. Nenek yang hanya bekerja sebagai tukang cuci rumahan semenjak ayah meninggal hanya cukup untuk uang makannya sehari – hari dan sedikit uang jajanku. Ayah meninggal beberapa bulan silam membuat semua kehidupanku hancur. Seseorang entah sengaja atau tidak menabrak ayah yang kebetulan sedang berada di depan rumah. Kejadian itu tak kan pernah bisa lepas dari ingatanku. Tepat di hadapan mataku ayah tergeletak berlumuran darah. Dan orang yang menabraknya bergegas pergi dengan mobil silvernya. Aku masih bisa melihatnya dari celah kecil pada jendela mobilnya. Di belakangnya seorang anak perempuan duduk ketakutan. Walau aku tak tahu siapa pria yang meenabrak ayah, tapi aku ingat betul wajahnya. Andaikan aku dipertemukan kembali dengannya aku pasti bisa mengenalinya. “Dorrr” aku terkejut saat seseorang datang dan mengagetkanku tanpa permisi. “nindi” gumamku sedikit cemberut. Ia hanya tersenyum lebar dan duduk di hadapanku. “ mana kerudung kebanggaanmu?” gurauku padanya. “udah capek dew,” senyumnya lebar memperlihatkan rentetan gigi – gigi putihnya. “ beneran nih? Nindi, kamu mau berjanji kan sama aku?” ucapku dengan nada serius. “ janji apa?”. “ aku mau kamu berjanji untuk meninggalkan semua pelanggaran – pelanggaran yang kamu lakukan selama ini dan gak bakalan melanggaar lagi dengan alasan apapun!” ia terdiam sejenak, berfikir.” Oke, aku janji”. “ aku pegang janjimu ya, awas aja kalau di langgar”. ********* Tanpa terasa waktu berjalan begitu cepat. Dua minggu lagi ujian semeser. Dan aku masih saja dibingungkan oleh tunggakan SPP ku yang aku sendiri tak tahu bagaimana melunasinya. Ngomong ke ibu juga tidak mungkin karena beliau sedang berada di Rumah Sakit Jiwa. Ya, semenjak kejadian tabrakan ayah, ibu masuk Rumah Sakit Jiwa dan bahkan aku pun tidak bisa merawatnya karena dorongan nenek untuk masuk pesantren. Mungkin karena itulah aku sangat membenci orang yang telah menyebabkan ayah meninggal. Yang membuat hidupku semakin kacau dan menderita. Di tengah sibuknya aku dengan semua anganku. Aku mendengar dari gerombolan anak disampingku sepertinya memperbincangkan sesuatu yang menarik. Aku memasang telinga baik – baik. “ eh, nindi itu denger – denger hari ini harus keluar dan berhenti jadi santri disini”. Ucap cewek berkerudung merah. Hatiku berdebar tak karuan. Ada apa lagi dengannya?. “iya, sekarang aja dia ada di kantor OPPI bersama ayahnya”, sahut teman di sampingnya. Aku segera melangkah menuju kantor OPPI, tak tahan lagi ingin membuktikan kebenaran gosip yang beredar itu. Langkahku terhenti tepat di depan kantor OPPI. Menatap dalam wajah Nindi. Pucat dan tertunduk. Di sampingnya duduk seorang bapak berkumis tebal dengan perawakan tubuh yang besar dan gagah. Pasti itu ayahnya. Tunggu! Sepertinya aku mengenali wajah pria yang di samping Nindi itu. Tapi siapa ya? Di mana aku mengenalnya?. Wajahnya benar – benar tidak asing di mataku. Tapi aku tak berhasil mengingat sedikit pun tentangnya. Agak lama aku menunggu Nindi menghadapi persidangannya. Aku masih belum bisa mempercayai kenyataan ini. Entah pelanggaran apa yang dilakukannya. Apalagi ia telah berjanji padaku untuk meninggalkan segala pelanggarannya. Ia berdiri. Masih dengan tertunduk. Pria disampingnya, yang sepertinya aku mengenalnya tampak geram menahan amarah. Tak ada sedikitpun senyum yang tersungging dari bibirnya. Ia berhenti, tepat di hadapanku. Dan ayahnya pergi entah kemana. “ma’afkan aku ya, aku udah melanggar janjiku. Dan sekarang aku harus pergi dari sini”, ujung matanya basah oleh air mata. Aku sudah terlanjur kecewa karena ia telah mengingkari janjinya sendiri. Aku pergi, tanpa berkata sepatah pun padanya. Sebelum ia benar – benar pergi dari pondok ia kembali menemuiku. Aku tak mau membuang kesempatan terakhirku berbincang dengannya. Karena aku percaya pasti ada suatu alasan yang memaksanya seperti ini. “aku terpaksa melakukan ini, percayalah!”, ujarnya mengawali pembicaraan. “tapi aku kecewa nin!. Dengan mudahnya kau berjanji padaku, dan dengan mudahnya pula kau ingkari. Sudahlah memang kau pantas pergi dari sini. Aku juga menyesal udah mengenalmu. Bahkan aku menyesal pernah dekat dan bersahabat denganmu”. Entah kenapa kata – kata kasar dan jahat yang keluar dari mulutku. Padahal awalnya aku ingin bicara baik – baik dengannya. Ia segera berbalik dan pergi. Dari gerakan tubuhnya aku tahu ia sedang terisak. Seminggu berlalu begitu saja. Tiba – tiba terselip rasa rindu dalam hatiku akan sosok nindi. Ia yang akhir – akhir ini selalu ada menemani hari – hari sepiku. Dan hari ini pula aku di undang secara khusus ke ruang BP. Seperti biasa, mempertanggung jawabkan tunggakan SPP. Dan aku pun sudah siap kalaupun harus ikut pergi menyusul nindi. “ini ada titipan dari seseorang, dan kamu saya nyatakan bisa mengikuti ujian semester ganjil ini”. Ustadzah menyerahkan sepucuk surat beramplopkan putih. Aku bingung dengan semua ini. Tak faham maksud dari ucapan singkat ustadzah. Dan aku keluar dari ruang BP dengan menyimpan seribu tanya, membolak balik amplop pemberian ustadzah. Di dalam kamar dengan sangat hati – hati kusobek ujung amplop itu. Beberapa lembar surat, dan sepertinya aku mengenal tulisan itu. Al – ishlah, 30 Desember 2012 Senang bisa berkenalan dan dekat denganmu. Bahkan aku bangga punya sahabat sepertimu. Sebelumnya aku minta ma’af yang teramat sangat, mungkin di akhir perjumpaanmu denaganku hanya kekecewaan yang membekas di hatimu karena ulahku. Ma’af beribu ma’af. Aku menyayangimu dan sebetulnya gak berniat buat kamu kecewa. Karenamu aku sadar makna persahabatan sesungguhnya. Sahabat ada tanpa syarat. Sahabat ada karena ketulusan. Sahabat ada tanpa pamrih. Dan sahabat datang dengan seribu makna. Kehadiranmu dalam hidupku membawa seribu makna terpendam yang tak bisa aku sebutkan saking banyaknya. Engkau seakan lentera dalam hidupku yang selalu menerangi langkah gelapku. Sebetulnya aku gak mau mengungkapkan tabir ini di depanmu. Terlalu sulit. Bahkan sebenarnya tanganku tak kuasa untuk menuliskannya. Tapi ini harus kulakukan agar semua jelas. Bulan juli adalah bulan terberatku, setelah ku ketahui Dewi Ningsih, putri tunggal Alm. Sevtya Nugraha ada dalam satu lingkungan denganku. Apalagi satu kelas. Selama beberapa bulan aku tersiksa dengan batin yang memberontak. Mencoba menenangkan batin dengan caraku sendiri yang aku tahu itu sebuah kesalahan besar. Melalui pelanggaran – pelanggaran yang aku lakukan. Aku harus jujur mengenai satu hal ini, satu hal yang menurutku penting bagimu dan kehidupanmu selanjutnya. Beberapa bulan yang lalu, aku terpaku di dalam mobil menatap jasad yang tergeletak berlumuran darah tepat di depan mobilku. Mungkin aku masih terlalu kecil untuk memahami apa yang ayahku lakukan. Ya, ayah dengan sengaja menabrakkan mobilnya ke orang yang di bencinya, Sevtya Nugraha. Hanya karena masalah pekerjaan. Beberapa hari sebelumnya telah ia rancang matang – matang strategi pembunuhan ini. Yang akupun mengetahuinya tapi tak memahaminya. Sekali lagi mungkin aku masih terlalu kecil. Setelah kejadian itu trauma berkepanjangan menggelayuti hidupku. Aku yang dulu periang menjadi pemurung. Lebih banyak diam dan menyendiri. Karena slide - slide kejadian itu seolah menari – nari di kelopak mataku. Ibu yang tak tahu sedikit pun kejahatan ayah bingung dengan keadaanku, ia begitu mengkhawatirkanku. Begitu besar kekhawatirannya sampai ia membawaku ke psikiater. Yang justru itu semakin menyiksaku. Memangnya aku gila?. Berkali – kali ayah mencoba mendekatiku dan mengajakku bicara. Dan berkali – kali pula aku menghindarinya, karena aku tahu pasti hal itu yang akan dibicarakannya. Dan semua ini pengaruhnya ke nilai UN ku. Aku dapat nilai paling rendah dari semua teman yang ada di sekolahku. Padahal aku merupakan bintang kelas di sekolahku. Dan dari sini ayah mulai memahami ketakutan dan trauma yang kualami. Hingga ia sedikit demi sedikit menjauhiku. Dari sinar matanya yang kulihat diam – diam, ada penyesalan yang mendalam atas perbuatannya. Hari libur kelulusanku lebih banyak aku habiskan di kamar. Dan hanya bertemankan air mata yang setiap harinya membuat bantalku basah. Aku benar – benar tertekan dengan trauma yang melandaku. Apalagi ketika melihat wajah ayahku, kebencian selalu saja menghinggapiku. Hingga akhirnya aku memutuskan melanjutkan study SMA ku di pondok pesantren. Dengan harapan gak bakalan lagi bisa melihat wajah ayahku. Padahal jauh – jauh hari aku memimpikan SMAN favorit di kotaku. Tapi harapan itu sirna sudah. Apalagi dengan nilai akhirku yang super pas – pasan. Kenyataan pahit semakin erat bersahabat denganku. Ketika pertama kalinya aku melihatmu bersama seorang nenek – nenek tua berjalan di area pondok yang akan aku huni 3 tahun kedepan. Awalnya aku tak mengenalimu. Hanya benar – benar tak asing dengan wajahmu. Hingga akhirnya aku menemukan jawaban atas do’aku selama ini. Sejak lama aku berdo’a agar dipertemukan dengan sosok anak yang dulu berdiri terpaku memandangi jasad ayahnya yang tak berdaya karena ulah kejam ayahku. Dan orang itu adalah kamu. Perasaanku semakin tersiksa mendengar cerita – cerita orang tentang hidupmu yang dalam kesusahan semenjak ayahmu meninggal dunia. Kesana – kemari aku menggali berita tentangmu dan kehidupan barumu tanpa sosok ayah. Bodohnya aku yang tak berani berterus terang dihadapanmu. Padahal sudah sangat jelas semua berita yang kuperoleh tentangmu. Bahkan ibumu yang harus masuk rumah sakit jiwa karena begitu terpukul kehilangan sosok suami tercintanya pun aku tahu. Tapi nyaliku menciut setiap berhadapan denganmu. Mungkin aku memang pantas disebut “ pengecut “. Sekarang aku sudah bisa sedikit lega. Walau aku harus rela menanggung sedih yang berlebihan karena harus berpisah dengan sahabat sepertimu. Tapi setidaknya trauma yang kualami sedikit memudar, meski belum seutuhnya. Lega karena aku sudah sering sekali berbincang dengan ibumu di rumah sakit jiwa dan bisa mengetahui perkembangan kondisinya yang semakin hari semakin membaik. Walaupun setelah itu aku harus mengenakan kerudung merah menyala yang benar – benar membuatku malu dan dipermalukan. Ya, hampir setiap minggu aku keluar pondok karena ingin menebus rasa bersalahku. Mengunjungi ibumu yang tengah menderita di balik kejamnya dinding rumah sakit jiwa. Dan setelah itu pula hukuman siap menantiku. Yang membuat semua orang benci bahkan menganggapku hina. Bahkan kamu juga kan? Tapi memang itulah yang pantas aku dapatkan karena ditakdirkan menjadi anak seorang pembunuh. Selamat menempuh ujian semester. Tak usah kau risaukan uang SPP lagi. Aku sudah melunasi semuanya. Sebagai pembalasanku atas rasa bersalahku padamu. Walaupun maaf, uang yang aku gunakan untuk membayar SPPmu adalah uang yang aku pinjam paksa dari beberapa teman kita tanpa seizin mereka. Dan karena itulah aku pergi. Karena itu pula aku diusir dari pesantren secara hina. Karena itu pula aku tidak diperkenankan lagi untuk menemani hari – harimu. Dan karena itu pula aku semakin merasa lega karena bisa sedikit mengurangi beban – beban berat di pundakmu. Tapi tenang saja aku sudah menyiapkan seribu cara untuk mengganti uang teman kita yang kemarin aku pinjam paksa. Dan semua itu sudah aku fikirkan matang – matang. Oh ya, satu hal yang perlu kamu ketahui. Aku bahkan sudah berusaha melaporkan ayahku kepada polisi. Tapi aku hanyalah manusia biasa, naluriku sebagai seorang anak tidak sanggup untuk melakukannya. Aku hanya bisa terisak di hadapan para polisi yang justru membuat mereka marah dan jengkel karena mengiraku hanya main – main. Untuk yang terakhir kalinya beribu – ribu maaf kuhaturkan kepadamu, walau aku tahu tak mudah untuk memaafkanku dan keluargaku. Hanya air mata yang mewakili perasaanku saat ini. Nindi bahkan tidak bersalah, tapi ia melakukan semua ini demi menebus kesalahan ayahnya. Bahkan sekarang yang pantas dipandang hina sebetulnya adalah aku. Yang bisanya menilai orang tanpa pertimbangan.

By : Nayli Nur Rasyidah

Rabu, 05 Februari 2014

Hujan dibalik Almari

Hujan dibalik Almari Dalam diam ku selalu bercerita Bahwa di balik almari pasti ada hujan, Namun, kata sang kyai suatu saat hujan itu akan redah menjadi sinar mentari yang indah. Al-ishlah Penjara suci. kata para santri, yang selalu menyimpan hujan dalam almarinya. Nadiya Istighfaara

Senin, 03 Februari 2014

INFORMASI PENERIMAAN SANTRI PP. AL-ISHLAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1. Pendaftaran & tes masuk : 19-21 Juni 2014 Waktu / Jam : 07.00–15.00 WIB 
2. Pengumuman hasil tes : 23 Juni 2014 
3. Pendaftaran ulang : 25-26 Juni 2014 Waktu / Jam : 07.00–15.00 WIB 
4. Masuk pondok/asrama : 6 Agustus 2014
Informasi lebih lengkap bisa diunduh di sini

RAMADHAN DI PONDOK



Ting….ting….ting…..

Dengung suara bel menghampiri seluruh kamar di pondok, lampu-lampu yang tadinya padam

kini kembali menyala, sejenak aku kedipkan mataku supaya pandangan agak lebih jelas,

akupun segera bangkit, meskipun tubuhku masih terasa sedikit kaku setelah tidur nyenyak

semalam. Dari kejahuan, Nampak jam dinding yang bertenger didepan kantor pengurus

menunjukkan pukul 3 pagi, beberapa santri mulai bergegas menuju dapur sambil membawa

piring untuk sahur.

Aku mengajak iwan dan danang untuk sahur, kami bertiga berjalan menuju dapur dengan mata

sedikit ngantuk, seperti orang mengginggau. Shubuh ini tidak terlalu antri sehingga kami dapat

mengambil makan dengan lancar. Lauknya cukup sederhana, setidaknya untuk ukuran hidangan

sahur, hanya tempe plus krupuk.

Bagiku, ramadhan kali ini benar-benar berbeda, tidak ada sup ayam khas ibuku tak ada juga

acara komedi di TV yang selalu menemani sahur keluargaku, yang ada hanyalah hembusan

angin shubuh yang membawa suara lantunan qiroah dari masjid.

Sudah sekitar sebulan aku di pondol Al-ishlah ini, tapi kenikmatan-kenikmatan di rumah masih

sangat terniang, terutama pada saat ramadhan seperti ini. Aku masih ingat pesan bapak ketika

mengantarkanku ke pondok.” Seno, besok nyari teman yang banyak…., supaya kamu kerasan”.

Aku langsung menganggukkan kepalaku waktu itu. Diantara teman-teman yang sudah kukenal

iwan dan danang adalah yang paling akrab, kami bertiga selalu melakukan aktifitas bersama

mulai dari berangkat ke masjid hingga tidur malam.

Pagi merangkak begitu berlahan. Aktifitas dipondok masih berjalan seperti biasanya, khusus

hari pertama ramadhan kegiatan sekolah diliburkan. kami bertigapun berbincang-bincang

sejenak dikamar.

“No, sekarang apa yang mesti kita kerjakan?’’. Tanya iwan kepadaku.

“ iya ya, apa yang mesti kita kerjakan, mumpung sekarang sedang libur”. Jawabku bimbang.

“ kalau biasanya dirumah, aku selalu ikut bapakku memancing ikan mujair ditambak, kalau

dapat besar nanti dibakar untuk buka puasa”. Ujar iwan dengan nada penuh rindu.

“ha..ha.., kalau akau biasanya bermain petasan dengan teman-temanku sampek-sampek kami

pernah dikejar-kejar pak RT karna kebisingan suara petasan kami”. Sahut budi, memotong

pembicaraan.

“ sudahlah sekarang kita dipondok,nanti malah kepikiran rumah terus”. Cetusku.

“ aku punya ide, bagaimana kalau kita tadarussan,hitung-hitung pahala”. Usul iwan.

“ ide yang bagus, besok kita dulu-duluan khatam al-quran”. Tambahku.

……………………………………………………………………………..

Hari semakin senja, lantunan qiroah dari masjid mulai berkumandang, para penguruspun mulai

menbuka dapur untuk pembagian takjil. Sontak, beberapa santri langsung mengantri panjang.

“ Nang, cepat!, lama sekali kamu mandi”. Teriakku menunggu giliran mandi.

“ iya ini sudah selesai”. Balas danang.

Ketika teman-temanku yang lain sudah banyak mengantri mengambil takjil, aku justru baru

mandi, mau tak mau akau harus mandi mandi dengan cepat yang penting wajahku sudah tak

lagi Nampak rembes. Usai mandi aku segera berlari ke kamar, danang dan iwan sudah duduk

menungguku, berlahan aku pegang gembok almariku dan…..

“astaghfirullah” desisku.

“ kenapa no?”. Tanya iwan.

“ aku lupa menaruh kunci almariku”. Jawabku panik.

setelah sahur tadi aku menaruh piring dan gelas kami bertiga di almariku, sekarang aku harus

dibuat pusing dengan kunci almariku. Akupun mencoba membuka dengan kunci milik teman-
temanku tapi tak ada yang berhasil, sejurus kemudian ketua kamar datang dan menanyaiku

tentang ini, usai mendengar penjelasanku tanpa basa-basi ia mengambil batu keras dan

mematahkan engsel gembok alamariku.

“sekarang, ambil gelasmu!, nanti almarimu biar aku yang ngurusi”. Perintah ketua kamar

dengan tegas.

Akupun langsung mematuhi perintahnya dan mengajak iwan dan danang mengambil takjil,

beberapa pengurus yang ada didapur nampak memandang curiga kami, mungkin karna kami

datang terlambat. Kami langsung membuntut antrian yang tinggal sedikit. Ketika hampir tiba

giliranku, gentong yang berisi es cincau Nampak hanya tersisa potongan-potongan kecil cincau

saja.kami yang tengah mengantri langsung tertunduk lesu, beruntung kami masih mendapatkan

jatah kurma sehingga masih ada yang bisa dimakan untuk berbuka nanti, kami lalu pergi

kekamar dan bersiap untuk berbuka.

“Allahu akbar, Allahu akbar”. Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu telah datang, tiba-tiba

saja,beberapa teman kami yang usai dikunjungi ikut bergabung dan membagikan takjil. Kami

pun sangat senang,tadi yang awalnya kekurangan sekarang malah kelebihan.”No, begini ya

resiko mencari ilmu”. Canda danang sembari menyantap takjil. “ha…ha…ha….” Spontan kami

semua tertawa. Entah mengapa hari ini seperti ada hal yang tersindiri bagiku. Ya,kami seolah

terlarut dalam sebuah keindahan, indahnya kesederhanaan. (Berril Amal)

BUNGA UNTUK GURU TERCINTA

Allah ciptakan matahari,
yang tak pernah bosan bersinar,
seperti halnya semangat dan kasih sayangmu dalam mendidik kami,
wahai Guruku...

Allah ciptakan bulan,
yang selalu akan menerangi malam,
seperti halnya engkau Teuku Guru,
yang selalu membimbing dan menerangi kami dengan berbagai ilmu..

Allah ciptakan bintang dimalam hari,
sebagai penghias, pendamping bulan yg kesepian,
seperti halnya engkau Teuku Guru,
yang selalu menghiasi dan mendampingi hari-hari kami dengan semangat penuh motivasi,

Allah ciptakan bunga,
yang elok, cantik, semerbak harumnya,
seperti halnya engkau Teuku Guru,
yang telah memperelok, mempercantik dan memberikan keharuman pada nama, jiwa dan raga kami,

Terimakasih pahlawan pendidikan kami,
darah ilmu yang telah engkau beri,
akan selalu teringat di hati,
untuk Guru kami yang dulu,
dahulu saat kami masih berada di rumah kedua kami,
Al-Ishlah, Ma'had  tercinta... (Muh. Amirudin Umar)

KAU YANG KU INGAT

Lihatlah kami,,
berjalan tanpa malu menuju kedepan
Kearah gerbang tinggi menjulang kedada
Begituh kokohnya terbuat dari batu beton yang berambisi
Kami terjang tanpa gumpalan air keringat yang dihasilkan,,
Slalu kami ingat wajahmu yang teduh akan kekecewaan
Berjalan menunduk mengusap wajah
Dengan langkah yang hanya akan didengar oleh kekuatan jiwa
Slalu ditatapmu langit-langit yang akan menjadi singgahsana
Berfikir apakah yang akan terjadi esok atas kehendakmu TUHAN
Meraung dalam kesunyian cinta yang didamba
Meminta untuk terkabulnya semua doa
Disetiap padamnya cahaya terang yang berganti dengan sinar cahaya rembulan
Mulailah kau meraba hati dengan kekuatan pedang kesabaran
Menjerit dalam setiap doa yang dihafal dengan fasih,,
Disemua tempat kau menjerit dalam tekanan ozon panas
Melihat apa yang sudah terjadi menjadi tekanan jiwa yang merusak
Sujud yang indah itu
yang setiap praktekkannya akan membuahkan Sebuah hasil
yang di tanam dengan semangat juang yang membara
Melihat anak didikmu yang kian hari kian menjadi
Buakn kema’rufan yang di gendong oleh mereka ketika merambat dalam aspal yang keemasan
Tetapi kemungkaran yang digandeng dengan kemesraan menuju ruang percintaan
Inikah kekecewaan yang ada dalam dekappanmu selama ini,,,,,,,,
Tapi lihatlah hasil dari siraman cintamu yang abadi
Yang setiap hari kau nyanyikan dalam anggukan keiklasan
Lihatlah kami yang mampu menatap dunia yang lebih berpelangi
Yang lebih berduri yang terbuat dari emas
Yang lebih banyak belokan dan tikungan yang harus kami pilih
Ini tidak akan ada tanpa sujudmu KYAI ku
Kaulah permata jiwa raga kami
KH.MUHAMMAD DAWAM SALEH
Maafkan kami yang baru menyadarinya Dengan apa yang telah menjadi kebiasaanmu
Kami menjadi orang-orang yang terpilih
Trimakasih adalah bekal dari kami untukmu (Vettyara kharisma)